-->

Sikap (Attitude)

Sikap (Attitude)

Attitude

Sikap (attitide) lebih mengacu pada serangkaian emosi, keyakinan, dan perilaku terhadap objek, orang, benda, atau peristiwa tertentu. Sikap (attitude) seringkali merupakan hasil dari pengalaman atau didikan. Sikap (attitude) dapat memiliki pengaruh yang kuat atas perilaku dan memengaruhi cara orang bertindak dalam berbagai situasi. Sementara sikap akam bertahan cukup lama, dan sikap juga bisa berubah.

Artikel ini mengeksplorasi apa arti sikap (attitude) dan bagaimana sikap (attitude) itu terbentuk. Hal ini juga mencakup bagaimana sikap berdampak pada perilaku dan faktor yang berkontribusi terhadap perubahan sikap.

Tinjauan Mengenai Sikap (Attitude)

Untuk memahami arti sikap (attitude), maka akan sangat membantu untuk melihat beberapa contoh berbeda sebagai berikut ini:

  • Apa pndapat seseorang tentang hukuman mati
  • Apa pendapat seseorang tentang partai politik mana yang lebih baik menjalankan negara
  • Apakah kegiatan keagamaan diperbolehkan di sekolah
  • Apakah kekerasan di televisi diatur

Kemungkinan besar seseorang mungkin akan memiliki pendapat yang cukup kuat tentang pertanyaan ini dan pertanyaan serupa lainnya. Ketika seseorang telah mengembangkan sikap tentang masalah seperti itu, dan sikap ini memengaruhi keyakinan serta perilaku dirinya. Sikap (attitude) merupakan topik penting dari studi dalam bidang sosial. Tapi apa sebenarnya sikap (attitude) itu? Bagaimana sikap (attitude) itu berkembang? 

Definisi Sikap

Definisi dark sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk mengevaluasi sesuatu dengan cara tertentu. Hal ini dapat mencakup evaluasi terhadap orang, masalah, objek, atau peristiwa tertentu. Evaluasi semacam itu seringkali positif atau negatif, tetapi terkadang juga tidak pasti.

Misalnya, seseorang mungkin memiliki perasaan campur aduk tentang orang atau masalah tertentu. Peneliti juga mengemukakan bahwa ada beberapa karakteristik berbeda yang membentuk sikap (attitude) seseorang. Komponen sikap kadang-kadang disebut sebagai CAB atau sikap ABC.

3 Komponen Sikap (attitude)

  • Komponen Kognitif:  yaitu pikiran dan keyakinan seseorang tentang subjek
  • Komponen Afektif:  yaitu bagaimana perasaan seseorang terhadap objek, orang, masalah, atau peristiwa
  • Komponen Perilaku:  yaitu bagaimana sikap memengaruhi perilaku seseorang

Sikap juga bisa lebih eksplisit dan implisit. Sikap eksplisit adalah sikap yang secara sadar kita sadari dan yang secara jelas memengaruhi perilaku dan keyakinan kita. Sedangkan sikap implisit tidak disadari tetapi masih berpengaruh pada keyakinan dan perilaku kita.

Formasi Sikap

Beberapa faktor dapat mempengaruhi bagaimana dan mengapa sikap terbentuk adalah termasuk sebagai berikut ini:

1. Pengalaman

Sikap (attitude) terbentuk secara langsung sebagai hasil dari pengalaman. Mereka mungkin muncul karena pengalaman pribadi langsung seseorang, atau mungkin hasil dari pengamatan.

2. Faktor sosial

Peran sosial dan norma sosial dapat memiliki pengaruh yang kuat terhadap sikap (attitude) seseorang. Peran sosial berhubungan dengan bagaimana orang diharapkan berperilaku dalam peran atau konteks tertentu. Norma sosial melibatkan aturan masyarakat untuk perilaku apa yang dianggap tepat.

3. Faktor belajar

Sikap dapat dipelajari dengan berbagai cara. Pertimbangkan bagaimana pengiklan menggunakan pengondisian klasik untuk memengaruhi sikap orang-orang terhadap produk tertentu. Dalam sebuah iklan televisi, seseorang mungkin melihat orang-orang muda yang cantik bersenang-senang di pantai tropis sambil menikmati minuman dan berolahraga. Citra yang menarik ini dapat membuat orang mengembangkan asosiasi positif dengan minuman khusus ini.

4. Pengkondisian

Pengondisian operan juga dapat digunakan untuk mempengaruhi bagaimana sikap (attitude) seseorang berkembang. Bayangkan seorang pemuda yang baru saja mulai merokok. Setiap kali dia menyalakan rokok, orang-orang mengeluh, menghukumnya, dan memintanya untuk meninggalkan lingkungan mereka. Umpan balik negatif dari orang-orang di sekitarnya ini akhirnya menyebabkan dia mengembangkan pendapat yang tidak menyenangkan tentang merokok dan dia memutuskan untuk menghentikan kebiasaan itu.

5. Pengamatan

Pada akhirnya, orang juga mempelajari sikap dengan mengamati orang -orang di sekitarnya. Ketika seseorang yang dikagumi sangat mendukung sikap tertentu, seseorang mungkin cenderung mengembangkan keyakinan yang sama. Misalnya, anak-anak menghabiskan banyak waktu untuk mengamati sikap orang tua mereka dan biasanya mulai menunjukkan pandangan yang sama.

Jadi, sikap (attitude) dapat terbentuk melalui pengalaman langsung, pengaruh sosial, pendidikan formal, proses pengkondisian, dan observasi.

Sikap dan Perilaku

Kita cenderung berasumsi bahwa orang berperilaku sesuai dengan sikap mereka. Namun, ahli ilmu sosial telah menemukan bahwa sikap dan perilaku aktual tidak selalu selaras dengan sempurna.

Lagi pula, banyak orang yang mendukung kandidat atau partai politik tertentu namun gagal terpilih. Orang juga lebih cenderung berperilaku sesuai dengan sikap mereka dalam kondisi tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Sikap:

  • Apakah seorang ahli pada subjek
  • Harapkan hasil yang menguntungkan
  • Alami sesuatu secara pribadi
  • Berdiri untuk menang atau kalah sesuatu karena masalah tersebut
  • Apakah berulang kali menyatakan sikap

1. Mengubah Sikap untuk Mencocokkan Perilaku

Dalam beberapa kasus, orang dapat mengubah sikap mereka agar lebih selaras dengan perilaku mereka. Disonansi kognitif adalah fenomena di mana seseorang yanh mengalami tekanan psikologis akibat konflik pikiran atau keyakinan. Untuk mengurangi ketegangan ini, orang dapat mengubah sikap mereka untuk mencerminkan keyakinan mereka yang lain atau perilaku yang sebenarnya.

2. Menggunakan Disonansi Kognitif

Bayangkan situasi berikut: seseorang selalu mengutamakan keamanan finansial, tetapi dirinya mulai berkencan dengan seseorang yang secara finansial tidak stabil. Seseorang tersebut memiliki dua pilihan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh konflik keyakinan dan perilaku.

Dirinya dapat mengakhiri hubungan dan mencari mitra yang lebih aman secara finansial, atau orang tersebut dapat mengabaikan pentingnya stabilitas fiskal.

Untuk meminimalkan disonansi antara sikap dan perilaku seseorang yang bertentangan, dirinya harus mengubah sikap atau mengubah tindakan.

3. Elaborasi Kemungkinan Teori

Teori persuasi ini menunjukkan bahwa orang dapat mengubah sikap mereka dengan dua cara. Pertama, mereka dapat termotivasi untuk mendengarkan dan memikirkan pesan tersebut, sehingga mengarah pada perubahan sikap.

Atau, mereka mungkin dipengaruhi oleh karakteristik pembicara, yang mengarah ke perubahan sikap sementara atau permukaan. Pesan yang merangsang pemikiran dan menarik logika lebih mungkin menyebabkan perubahan permanen dalam sikap.

4. Teori Disonansi

Seperti disebutkan sebelumnya, orang juga dapat mengubah sikap mereka ketika mereka memiliki keyakinan yang bertentangan tentang suatu topik. Untuk mengurangi ketegangan yang diciptakan oleh keyakinan yang tidak sesuai ini, orang sering mengubah sikap mereka.

Sebagai catatan adalah sikap tidak bersifat kaku dan dapat berubah ketika orang mempelajari informasi baru, ketika mereka dibujuk oleh orang-orang berpengaruh, atau ketika mereka mengalami ketidaknyamanan karena memiliki keyakinan yang bertentangan.

Kesimpulan

Sikap memainkan peran penting dalam membentuk perilaku manusia, mulai dari pilihan yang dibuat orang tentang menjalani hidup mereka hingga perilaku kesehatan yang mereka lakukan setiap hari. Memahami dari mana sikap ini berasal dan bagaimana kadang-kadang sikap berubah dapat membantu seseorang dalam mencari cara untuk memperbaiki sikap (attitude), apakah itu berarti mengadopsi pandangan hidup yang lebih positif atau mengubah pendapat seseorang berdasarkan informasi baru.

Referensi

  1. International Journal of Advanced Research in Management and Social Sciences. 3 D Model of Attitude.
  2. Chaiklin, H. Attitudes, Behavior, and Social Practice. The Journal of Sociology & Social Welfare: Vol. 38 : Iss. 1 , Article 3. 
  3. Perlovsky L. A challenge to human evolution—cognitive dissonance. Frontiers in Psychology. 2013;4. doi:10.3389/fpsyg.2013.00179.
  4. Chaiklin H. Attitudes, Behavior, and Social Practice. Journal of Sociology and Social Welfare. 2011. 

LihatTutupKomentar

Followers