-->

Pola Asuh Orang Tua Yang Otoritatif

Pola Asuh Orang Tua Yang Otoritatif

Pola asuh otoritatif

Pola asuh orang tua yang otoritatif ditandai dengan tuntutan yang masuk akal dan daya tanggap yang tinggi. Orang tua yang berwibawa atau otoritatif mungkin memiliki harapan yang tinggi untuk anak-anak mereka, tetapi mereka juga memberi anak-anak mereka sumber daya dan dukungan yang mereka butuhkan untuk berhasil.

Orang tua yang memiliki pola asuh otoritatif ini mendengarkan anak-anak mereka dan memberikan cinta dan kehangatan di samping batasan dan disiplin yang adil. Pendekatan untuk mengasuh anak ini menghindari hukuman dan ancaman dan sebaliknya mengandalkan strategi seperti penguatan positif.

Sejarah Singkat Pola Asuh Orang Tua Yang Otoritayif

Selama tahun 1960-an, psikolog perkembangan yang bernama Diana Baumrind menggambarkan tiga jenis gaya pengasuhan yang berbeda: otoriter, otoritatif, dan permisif. Tipe-tipe ini berdasarkan penelitiannya dengan anak-anak usia prasekolah.

Gaya pengasuhan otoritatif kadang-kadang disebut sebagai "demokratis". Ini melibatkan pendekatan yang berpusat pada anak di mana orang tua memiliki harapan tinggi untuk anak-anak mereka yang didukung oleh dukungan dan bimbingan.

Secara tradisional, pola asuh orang tua yang otoritatif telah diidentifikasi sebagai yang paling efektif dan bermanfaat bagi seorang anak; penelitian juga menunjukkan bahwa orang tua harus secara fleksibel menerapkan teknik pengasuhan berdasarkan tujuan pribadi mereka dan perilaku unik setiap anak.

Karakteristik Pola Asuh Ototitatif

Menurut Baumrind, orang tua denga pola asuh otoritatif memiliki beberapa karakteristik yang sama. Sifat yang mereka tunjukkan antara lain sebagai berikut ini:

  • Menerapkan disiplin yang adil dan konsisten ketika aturan dilanggar
  • Mengizinkan anak-anak mereka untuk mengungkapkan pendapat mereka
  • Mendorong anak-anak mereka untuk mendiskusikan pilihan
  • Mengekspresikan kehangatan dan kasih sayang
  • Menumbuhkan kemandirian dan penalaran
  • Mendengarkan anak-anak mereka
  • Menempatkan batasan, konsekuensi, dan harapan pada perilaku anak-anak mereka

Sementara harapan orang tua yang otoritatif yang tinggi, orang tua seperti ini juga cenderung bersikap gleksibel. Jika ada keadaan yang tidak terduga, orang tua yang otoritatif akan menyesuaikan respons mereka.

Orang tua dengan gaya ini dapat menyesuaikan dan mengadaptasi pendekatan mereka tergantung pada situasi, kebutuhan anak mereka, dan faktor lain yang mungkin ada. Disiplin, dan hal lain, orang tua akan memperhitungkan semua variabel, termasuk perilaku anak, situasi, dan sebagainya.

Gaya Otoritatif vs. Otoriter

Karakteristik pola asuh otoritatif ini dapat dikontraskan dengan pola asuh otoriter, yang ditandai dengan harapan yang sangat tinggi dengan sedikit kehangatan dan bimbingan.

Misalnya, bayangkan situasi di mana dua anak laki-laki mencuri permen dari toko kelontong. Bagaimana setiap orang tua anak laki-laki menghadapi situasi menjadi ciri perbedaan antara gaya pengasuhan ini.

1. Orang Tua yang otoritatif

Ketika anak laki-laki dengan orang tua otoritatif akhirnya tiba di rumah, ia menerima hukuman yang adil yang sesuai dengan sifat pelanggaran. Contoh bagaimana pola asuh orang tua yang otoritatif mungkin terlihat dalam situasi ini:

  • Dia dihukum selama dua minggu dan harus mengembalikan permen dan meminta maaf kepada pemilik toko.
  • Orang tuanya berbicara dengannya tentang mengapa mencuri itu salah.
  • Orang tuanya mendukung dan mendorongnya untuk tidak melakukan perilaku seperti itu lagi.

2. Orang tua yang otoriter

Anak laki-laki lain yang memiliki orang tua yang otoriter, maka konsekuensinya terlihat sangat berbeda. Contoh bagaimana pola asuh otoriter mungkin terlihat dalam situasi ini:

  • Sesampainya di rumah, ia dimarahi oleh kedua orang tuanya.
  • Ayahnya menamparnya.
  • Ayahnya memerintahkan dia untuk menghabiskan sisa malam di kamarnya tanpa makan malam.

Anak dengan orang tua otoritatif akan disiplin, tetapi dengan dukungan dan bimbingan untuk mendorong perilaku masa depan yang diinginkan. Sebaliknya, anak dengan orang tua otoriter tidak diberi dukungan atau kasih sayang dan tidak menerima umpan balik atau bimbingan tentang mengapa pencurian itu salah.

Efek Pola Asuh Orang Tua Otoritatif

Di masa lalu, para ahli perkembangan anak yang dipengaruhi oleh karya Baumrind umumnya mengidentifikasi pola asuh otoritatif sebagai pendekatan terbaik untuk pengasuhan.

Penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang otoritatif cenderung lebih mampu, bahagia, dan sukses.

Menurut Baumrind, anak-anak dari orang tua otoritatif akan memiliki efek sebagai berikut:

  • Percaya diri tentang kemampuan mereka untuk mempelajari hal-hal baru
  • Mengembangkan keterampilan sosial yang baik
  • Memiliki kontrol dan regulasi emosi yang baik
  • Cenderung memiliki watak yang lebih bahagia

Alasan Pola Asuh Otoritatif Lebih Baik Untuk Diterapkan

Orang tua otoritatif bertindak sebagai panutan dan menunjukkan perilaku yang sama yang mereka harapkan dari anak-anak mereka. Karena itu, anak-anak mereka lebih cenderung menginternalisasi perilaku ini dan menunjukkannya juga. Aturan dan disiplin yang konsisten juga memungkinkan anak-anak mengetahui apa yang diharapkan.

Orang tua ini cenderung menunjukkan pemahaman dan kontrol emosional yang baik. Anak-anak mereka juga belajar mengelola emosi mereka dan belajar memahami orang lain.

Orang tua yang otoritatif juga mengizinkan anak untuk bertindak secara mandiri. Kebebasan ini mengajarkan anak-anak bahwa mereka mampu menyelesaikan berbagai hal sendiri, membantu menumbuhkan harga diri dan kepercayaan diri yang kuat.

Beberapa orang tua secara alami lebih otoritatif daripada otoriter atau permisif. Namun, ini tidak berarti bahwa seseorang tidak dapat mengadopsi gaya yang lebih otoritatif, meskipun itu bukan keinginannya.

Mencoba untuk memoderasi gaya pola asuh terhadap anak dapat berarti bahwa seseorang harus tetap memperhatikan tindakan pada saat berusaha mengembangkan kebiasaan gaya pola asuh yang otoritatif. 

Kesimpulan

Jika seseorang tertarik untuk menjadi orang tua yang lebih otoritatif, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yang dapat membantu. Akan sangat membantu untuk memandang gaya pola asuh ini sebagai keseimbangan antara disiplin, kontrol emosi, dan kebebasan.

Referensi

  1. Baumrind D. Child care practices anteceding three patterns of preschool behavior. Genetic Psychology Monographs. 1967:75(1):43-88.
  2. Smetana JG. Current research on parenting styles, dimensions, and beliefs. Curr Opin Psychol. 2017;15:19-25. doi:10.1016/j.copsyc.2017.02.012
  3. Macmull MS, Ashkenazi S. Math anxiety: The relationship between parenting style and math self-efficacy. Front Psychol. 2019;10:1721. doi:10.3389/fpsyg.2019.01721
  4. Sege RD, Siegel BS. Effective discipline to raise healthy children. Pediatrics. 2018;142(6). doi:10.1542/peds.2018-3112

LihatTutupKomentar

Followers