-->

Teknik Konseling Psikodrama

Teknik Konseling Psikodrama

Teknik Konseling Psikodrama
Teknik Konseling Psikodrama

Teknik konseling psikodrama merupakan teknik dalam pelaksanaan konseling yang berbasis tindakan, di mana orang mengeksplorasi masalah dengan memerankan peristiwa dari masa lalu mereka. Jenis teknik konseling ini menggabungkan aspek permainan peran, presentasi diri yang dramatis, dan membutuhkan dinamika kelompok untuk membantu orang memperoleh pemahaman dan wawasan yang lebih besar tentang kehidupan dan pengalaman mereka.

Teknik konseling psikodrama bisa digunakan dalam pelaksanannya sebagai teknik dari konseling kelompok dengan menggunakan format kelompok. Teknik ini berakar pada psikologi, tetapi juga menggabungkan elemen teater dan sosiologi. 

Proses Pelaksanaan Teknik Konseling Psikodrama

Sesi pelaksanaan konseling biasanya dilakukan seminggu sekali dalam kelompok yang terdiri dari sekitar delapan orang. Satu sesi pelaksanaan konseling biasanya dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dari anggota kelompok.

Setiap sesi pelaksanaan teknik konseling psikodrama biasanya difokuskan pada satu permasalahan individu dalam kelompok. Anggota lain dari kelompok kemudian akan mengambil peran pendukung selama sesi jika diperlukan. 

Komponen Dasar Teknik Konseling Psikodrama

Komponen inti dalam pelaksanaan teknik konseling psikodrama ada tiga komponen, namun perlu diingat bahwa komponen ini adalah komponen dari teknik konseling psikodrama bukan komponen dari pelaksanaan konseling kelompok.

1. Fase Pemanasan (Tahap Pembentukan)

Fase pemanasan adalah periode di mana anggota kelompok memperkenalkan diri, bekerja untuk membangun kepercayaan, dan menciptakan rasa kekompakan kelompok, serta membagi peran masing-masing dari anggota kelompok.

2. Fase Aksi (Tahap Inti)

Fase aksi melibatkan menciptakan dan memerankan adegan dari kehidupan individu. Konselor bertindak sebagai direktur untuk membimbing individu, yang dikenal sebagai protagonis, dan orang lain dalam kelompok melalui adegan dengan menggunakan berbagai teknik termasuk:

  • Penggandaan: Ini melibatkan anggota kelompok yang memerankan emosi dan perilaku protagonis (anggota kelompok yang permasalahannya dibahas).  Aktor akan mengatakan apa yang mereka yakini sebagai protagonis pikirkan atau apa yang tampaknya mereka sembunyikan. Aktivitas tersebut menciptakan hubungan antara realitas internal protagonis dan realitas dunia luar.
  • Mirroring: Individu mengamati orang lain saat mereka memerankan adegan, peristiwa, dan percakapan sehingga individu tersebut dapat menonton. Teknik ini dapat berguna untuk membantu orang mendapatkan perspektif atau ketika seseorang perlu memiliki jarak emosional untuk lebih memahami emosi mereka.
  • Role-playing: Teknik ini melibatkan individu yang menggambarkan sesuatu, seringkali orang atau objek tertentu, yang merupakan sumber stres atau konflik dalam hidup mereka.
  • Pembalikan peran: Teknik ini melibatkan protagonis yang memerankan peran orang lain dalam hidup mereka sementara aktor lain memainkan peran protagonis. Ini dapat membantu meningkatkan empati dan pemahaman tentang perspektif orang lain.
  • Soliloquy: Dalam teknik ini, protagonis menggambarkan pikiran dan perasaan batin mereka kepada penonton. Tujuannya adalah untuk membantu individu memperoleh wawasan yang lebih besar ke dalam perasaan dan pikiran batin mereka dan untuk membantu mempromosikan katarsis 

3. Fase Berbagi (Tahap Akhir)

Fase berbagi kemudian melibatkan konselor yang membantu individu dalam memahami emosi dan pikiran yang muncul ke permukaan. Harapannya adalah bahwa ini akan mengarah pada wawasan dan transformasi.

Fase ini juga melibatkan anggota dalam kelompok untuk memberikan wawasan mereka yang mungkin membantu protagonis mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pengalaman mereka sendiri.

Kegunaan Teknik Konseling Psikodrama

Teknik konseling psikodrama dapat berguna untuk membantu mengatasi sejumlah kondisi permasalahan yang berbeda. Kemungkinan bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan orang yang memiliki kondisi yang memengaruhi citra diri, emosi, dan suasana hati. Beberapa kondisi atau masalah termasuk:

  • Gangguan makan
  • Duka
  • Masalah identitas
  • Gangguan suasana hati
  • Citra diri negatif
  • Gangguan kepribadian
  • Masalah hubungan
  • Trauma

Manfaat Teknik Konseling Psikodrama

Teknik konseling psikodrama dapat menghasilkan sejumlah manfaat potensial:

  • Teknik konseling psikodrama dapat memacu peningkatan rasa kompetensi dan kemanpuan diri . Ini dapat berkontribusi pada pemahaman dan resolusi trauma yang lebih baik.
  • Manfaat lain adalah bahwa psikodrama memiliki berbagai macam aplikasi. Itu dapat disesuaikan tergantung pada kebutuhan dan situasi individu. Selain digunakan untuk membantu individu, itu juga telah digunakan dalam berbagai pengaturan termasuk bisnis, pengajaran, manajemen, pelatihan, dan agama.
  • Psikodrama juga dapat diintegrasikan dengan pendekatan konseling lainnya. Teknik konseling psikodrama dapat digunakan bersama psikoanalisis, konseling perilaku, konseling keluarga, konseling kelompok, dan konseling Gestalt.

Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam penggunaan Teknik Konseling Psikodrama

Penting untuk disadari bahwa sementara ini teknik konseling psikodrama semakin populer, tidak banyak penelitian yang menunjukkan dampaknya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan potensi manfaat dan kegunaannya.

Penting juga untuk mempertimbangkan pentingnya kepercayaan dan kerahasiaan dalam kelompok orang yang berpartisipasi dalam sesi psikodrama. Menyaring dan memilih orang-orang yang cocok dengan pengalaman itu penting, tetapi ini bisa sulit dan memakan waktu.

Sesi psikodrama juga dapat menantang secara emosional dan beberapa mungkin menganggap formatnya menyusahkan dan terlalu ribet. Memainkan adegan sulit dari masa lalu seseorang dapat memunculkan kembali emosi yang intens atau sulit, sehingga beberapa orang mungkin merasa bahwa mereka merasa tidak percaya diri sebelum mereka mulai memainkan perannya.

Referensi

  1. Cruz A, Sales CMD, Alves P, Moita G. The core techniques of Morenian psychodrama: a systematic review of literature. Front Psychol. 2018;9:1263. doi:10.3389/fpsyg.2018.01263
  2. Prosen S. Psychodrama in the group of patients diagnosed with eating disorders. In: Stadler C, Wieser M, Kirk K, eds. Psychodrama. Empirical Research and Science 2. Springer Fachmedien Wiesbaden; 2016:131-141. doi:10.1007/978-3-658-13015-2_11
  3. Carbonell DM, Parteleno-Barehmi C. Psychodrama groups for girls coping with trauma. Int J Group Psychother. 1999;49(3):285-306. doi:10.1080/00207284.1999.11732607
  4. Pramann R. Benefits, limitations, and potential harm in psychodrama (training). CCCU Training in Psychodrama, Sociometry, and Group Psychotherapy; 2016.
  5. Blatner A. Acting-in: Practical Applications of Psychodramatic Methods. 3rd ed. Springer Pub. Co; 1996.
  6. Naar R. Psychodrama in short-term psychotherapy. In: Wells RA, Giannetti VJ, eds. Handbook of the Brief Psychotherapies. Springer US; 1990:583-600.
  7. Orkibi H, Feniger-Schaal R. Integrative systematic review of psychodrama psychotherapy research: Trends and methodological implications. PLoS One. 2019;14(2):e0212575. doi:10.1371/journal.pone.0212575
  8. Mertz, Corrine E. The effectiveness of psychodrama for adolescents who have experienced trauma. 2013. Masters Thesis, Smith College, Northampton, MA.
  9. Şahin Yoluk İ, Togay A, Kırlangıç Şimşek B. The effectiveness of psychodrama on social skills and life satisfaction of disadvantaged early-adolescents. Z Psychodrama Soziom. 2020;19(S1):7-19. doi:10.1007/s11620-020-00559-9
  10. Giacomucci S, Marquit J. The effectiveness of trauma-focused psychodrama in the treatment of PTSD in inpatient substance abuse treatment. Front Psychol. 2020;11:896. doi:10.3389/fpsyg.2020.00896
  11. Orkibi H, Feniger-Schaal R. Integrative systematic review of psychodrama psychotherapy research: Trends and methodological implications. PLoS One. 2019;14(2):e0212575. doi:10.1371/journal.pone.0212575
LihatTutupKomentar

Followers