-->

Latar Belakang, Pengertian, Tujuan, Fungsi, Keunggulan, dan Kelemahan Bimbingan Klasikal.

Latar Belakang, Pengertian, Tujuan, Fungsi, Keunggulan, dan Kelemahan Bimbingan Klasikal.

Bimbingan Klasikal

Bimbingan Klasikal
Bimbingan Klasikal

1. Latar Belakang Bimbingan Klasikal

Pelayanan bimbingan klasikal berakar dalam gerakan bimbingan di Amerika yang dipelopori oleh Frank Parsons. Setelah Parsons mencanangkan konsepsinya tentang bimbingan jabatan, di beberapa sekolah mulai mengelola program tersebut (Winkel dan Hastuti 2006:545). Dengan memanfaat kelompok yang terbentuk dalam satuan kelas, sekolah memasukkan serangkaian bimbingan jabatan  ke dalam kurikulum sekolah.  Satuan kelas yang mendapat pelajaran bimbingan jabatan itu dilihat sebagai kelompok instruksional dan diterapkan teknik-teknik yang lazim digunakan di bidang pengajaran. Oleh karena itu ada kaitan langsung antara kegiatan bimbingan dengan pengajaran di kelas. Selanjutnya Brewer dalam Winkel dan Hastuti (2006:545) menggunakan bimbingan klasikal sebagai sarana mempersiapkan siswa untuk mengatur berbagai bidang kehidupannya supaya bermakna dan memberikan kepuasan, seperti bidang kesehatan, bidang pekerjaan, bidang kehidupan keluarga, bidang kehidupan bermasyarakat, dan bidang rekreasi. Dengan demikian, bukan hanya ragam bidang jabatan yang diberikan, tetapi ragam bimbingan yang sangat bervariasi, seperti bimbingan belajar, bimbingan pribadi dan bimbingan sosial. Pada masa sekarang layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu layanan dasar yang digunakan untuk memberikan informasi belajar, karir, pribadi dan sosial (Depdiknas 2007 207-209).

2. Pengertian Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan kepada sejumlah siswa yang tergabung dalam suatu satuan kegiatan pengajaran (Winkel dan Hastuti 2006:561). 

Bimbingan Klasikal adalah bimbingan yang berorientasi pada kelompok siswa dalam jumlah yang cukup besar antara 30-40 orang siswa (sekelas). Bimbingan klasikal lebih bersifat preventif dan berorientasi pada pengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang pembelajaran, bidang sosial dan bidang karir (Siwabessy dan Hastoeti 2008:136). 

Bimbingan klasikal merupakan suatu bimbingan yang digunakan untuk mencegah masalah-masalah perkembangan, meliputi : informasi pendidikan, pekerjaan, personal, dan sosial dilaksanakan dalam bentuk pengajaran yang sistematis dalam suatu ruang kelas yang berisi antara 20-25 siswa dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman diri dan orang lain serta perubahan sikap dengan menggunakan berbagai media dan dinamika kelompok (Gazda 1984:6).

L. Gibson dalam (Siwabessy dan Hastoeti 2008:136) menyatakan bahwa Bimbingan Klasikal adalah suatu kelompok yang memiliki suatu aktivitas yang menyajikan informasi atau pengalaman-pengalaman melalui suatu perencanaan dan pengorganisasian kelompok sebagai contoh bimbingan klasikal berorientasi pada penyampaian informasi dan eksplorasi karir dengan cara menyelenggarakan kunjungan-kunjungan siswa ke berbagai universitas atau instansi kampus untuk memberikan motivasi bagi siswa mengenai perguruan tinggi. 

Bimbingan klasikal sering disebut sebagai layanan dasar  yakni layanan bantuan bagi peserta didik (siswa) melalui kegiatan-kegiatan  secara klasikal yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal (Yusuf dan Nurihsan 2008:26). 

Dari berbagai pengertian tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa pengertian bimbingan klasikal adalah layanan bantuan bagi siswa yang berjumlah antara 30-40 orang melalui kegiatan klasikal yang disajikan secara sistematis, bersifat preventif dan memberikan pemahaman diri dan pemahaman tentang orang lain yang berorientasi pada bidang pembelajaran, pribadi, sosial dan karir dengan tujuan menyediakan informasi yang akurat dan dapat membantu individu untuk merencanakan pengambilan keputusan dalam hidupnya serta mengembangkan potensinya secara optimal.

3. Tujuan Bimbingan Klasikal

Tujuan bimbingan klasikal adalah membantu individu agar mampu menyesuaikan diri, mampu mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri, mampu beradaptasi dalam kelompok, mampu menerima support atau dapat memberikan support pada teman-temannya (Siwabessy dan Hastoeti 2008:136). Tujuan bimbingan klasikal menurut Sugandi (2008:207) adalah membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan karir. Tujuan bimbingan klasikal menurut Yusuf dan Nurihsan (2008:6) adalah membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal. Secara lebih terperinci Yusuf dan Nurihsan (2008:13) menjelaskan bahwa tujuan bimbingan klasikal adalah agar individu dapat : 

  • Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; 
  • Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya  secara optimal mungkin;
  • Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat.

4. Fungsi Bimbingan Klasikal

Fungsi bimbingan klasikal meliputi fungsi preventif dan pemahaman (Gazda 1984:6). Fungsi bimbingan klasikal lebih bersifat preventif dan berorientasi pada pengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang pembelajaran, bidang sosial dan bidang karir (Siwabessy dan Hastoeti, 2008:136). Fungsi bimbingan klasikal menurut Nurihsan (2006:8-9) adalah  pengembangan, penyaluran, adaptasi, dan penyesuaian.

Fungsi preventif atau pencegahan adalah fungsi bimbingan untuk menghindarkan diri dari terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan dan ataupun membahayakan dirinya dan orang lain. Fungsi pemahaman adalah fungsi bimbingan untuk membantu siswa agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya, sehingga mampu mengembangkan potensi diri secara optimal, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. 

5. Keunggulan Bimbingan Klasikal

Keunggulan bimbingan klasikal berdasarkan pendapat Siwabessy dan Hastoeti (2008:136-137) sebagai berikut:

  • Informasi yang disampaikan atau jenis kegiatan bimbingan yang dilakukan dapat menjangkau sejumlah siswa secara merata para siswa sekelas dapat menerima informasi yang sama dari suatu sumber apakah  guru/konselor atau sumber yang lain secara bersama-sama dengan demikian dapat meminimalkan pemahaman yang keliru atau kesalahan persepsi 
  • Bimbingan klasikal membuka peluang untuk siswa secara serempak mempunyai pengalaman belajar yang sama dan seragam 
  • Bimbingan klasikal memberikan kesempatan bagi siswa-siswa untuk mengimprovisasi kemampuan kreativitasnya dan sportifitasnya apabila konselor mampu me – management kelas dengan baik. 
  • Bimbingan klasikal memungkinkan para siswa saling memahami berbagai terbuka, menilai, mengomentari, dengan jujur dan tulus sesuai pengarahan konselor 
  • Bimbingan klasikal membantu siswa membina sikap asertif yang sangat diperlukan siswa dalam kehidupan mereka di masa mendatang   
  • Bimbingan klasikal akan memberikan peluang bagi siswa untuk belajar bertoleransi siswa dapat memahami mengenal, menerima dan dapat mengarahkan diri secara positif apabila konselor mampu mengelola kelas dengan baik 
  • Bimbingan klasikal memberikan kesempatan bagi guru / konselor mengenal bakat-bakat khusus siswa melalui observasi kelas, antara lain kepemimpinan, seni olah raga, managerial. 
  • Dalam bimbingan klasikal juga akan membuka peluang bagi guru / konselor menjaring masalah-masalah siswa secara spesifik seperti kelainan tingkah laku yang muncul pada siswanya seperti siswa yang penakut (phobia), pemalu, egois, dan agresif.  
  • Dalam bimbingan klasikal konselor menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi, menarik dan menyenangkan dan dapat dinikmati oleh siswa bersama-sama 
  • Metode belajar konseptual yang digunakan guru / konselor dalam bimbingan klasikal memungkinkan siswa akan belajar dari mengalami sendiri bukan dari pemberian orang. Kemampuan pengetahuan dan keterampilan mereka semakin diperluaskan sehingga siswa mengetahui: apa yang dimaksudkan dengan belajar, bagaimana belajar, dan apa kegunaan dari pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki 

Melalui berbagai kelebihan dalam bimbingan klasikal ini akan sangat membantu para guru / konselor di sekolah untuk sedapat-dapatnya memanfaatkan bimbingan klasikal secara efektif dalam membantu para siswa terutama akan menghadapi hal-hal yang penting dan sangat dibutuhkan untuk membantu para siswa agar dan akan berkembang dengan baik dan dapat menyelesaikan tugas perkembangannya secara maksimal.      

6. Kelemahan Bimbingan Klasikal

  • Tidak semua sekolah memprogramkan Guru Bimbingan dan Konseling masuk kelas.
  • Kreatifitas Guru Bimbingan dan Konseling untuk menyusun program dan mengembangkan materi bimbingan klasikal kurang.
  • Tidak ada paket panduan bimbingan klasikal.
  • Keterbatasan media elektronik.
  • Ketrampilan dasar mengajar kurang memadai.
Sumber Referensi:
Siwabessy, Louise B. dan Sri Hastoeti. 2008. Bahan Ajar Sertifikasi Guru Bimbingan dan Konseling dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan: Praktik Bimbingan Klasikal. Jakarta: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dan Dikti Depdiknas. Sugandi, Nani M. 2008. Peranan Guru Pembimbing sebagai Pengajar dan Pembimbing dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Yusuf dan Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan Remaja Rosdakarya. Winkel, W.S. dan Sri Hastuti, M.M. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
LihatTutupKomentar

Followers